This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wader Bintik Duatalipeti

Wader Bintik Dua

Wader bintik-dua
Wader bintik-dua, Puntius binotatus dari Ciliwung, Bogor
Wader bintik-dua, Puntius binotatus
dari Ciliwung, Bogor
Status konservasi
Aman
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Cypriniformes
Famili: Cyprinidae
Genus: Puntius
Spesies: P. binotatus
Nama binomial
Puntius binotatus
(Valenciennes, 1842)

Wader bintik-dua adalah sejenis ikan kecil anggota suku Cyprinidae anak-suku Cyprininae. Ikan ini menyebar di Indonesia bagian barat (Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Lombok), Indocina, dan Filipina. Nama-nama daerahnya di antaranya adalah beunteur (Sd.), wader cakul atau wader pada umumnya (Jw.), puyan (Bjr.), tanah atau sepadak (Bengkulu) dan lain-lain.
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai spotted barb atau common barb, ikan wader bintik-dua semula dideskripsi oleh Achille Valenciennes pada 1842 dengan nama Barbus binotatus (Barbus, sungut, merujuk pada sungut-sungut pendek di ujung moncongnya; binotatus, bernoktah dua). Sebelumnya, pada 1823 ikan ini sebetulnya telah dinamai oleh van Hasselt sebagai Barbus maculatus (maculatus = berbintik-bintik), namun dianggap tidak sah karena tidak disertai dengan pemerian. Penempatannya dalam marga seringkali berubah-ubah, sehingga dalam literatur ikan ini acap pula disebut dengan nama-nama lain seperti Systomus binotatus, Capoeta binotata, dan Barbodes binotatus.

Pemerian


Ikan muda sepanjang 22mm SL
Ikan berukuran kecil-sedang, panjang total (dengan ekor) umumnya hingga 100mm; jarang lebih besar, namun dapat mencapai 170mm. Bersungut empat di ujung moncongnya, dan dengan gurat sisi yang sempurna (tidak terputus) berjumlah 23-27. Sirip dorsal (punggung) dengan 4 duri dan 8 jari-jari lunak; duri yang terakhir bergerigi di belakangnya. Awal sirip dorsal berjarak 4½ sisik dengan gurat sisi.
Warna dan bentuk tubuh ikan ini amat berubah-ubah. Kebanyakan berwarna abu-abu kehijauan, zaitun, atau keperakan, dengan warna yang lebih gelap di bagian punggung berangsur-angsur memucat dan keputihan di sisi dada dan perut. Dua bintik besar biasa terdapat, yakni di pangkal sirip dorsal dan di tengah batang ekor (peduncle). Di samping itu, pada ikan-ikan yang muda sering pula terdapat 1-3 bintik tambahan di tengah badan yang terletak pada sebuah coret samar memanjang di sisi tubuh di belakang tutup insang, dan satu bintik di awal sirip anal. Bintik-bintik ini umumnya akan memudar dan menghilang pada spesimen-spesimen yang besar.

Ekologi


Wader bintik-dua (bawah) bersama dengan lunjar padi (atas)
Di alam, wader bintik-dua ditemukan mulai dari dekat pantai hingga ketinggian sekitar 2.000 m dpl. Ikan ini sering ditemukan bercampur dengan spesies wader lainnya di parit-parit dangkal yang jernih, sungai kecil di pegunungan, sungai berukuran menengah hingga yang besar, saluran yang mengalir lambat, dan bahkan juga situ dan danau. Wader ini cenderung bersifat omnivora, memakan mulai dari plankton, larva serangga, hingga ke serpih-serpih tumbuhan hijau. Kondisi lingkungan alaminya adalah perairan tropika dengan pH antara 6.0–6.5 (agak asam), kesadahan air sekitar 12.0 dGH, dan kisaran suhu antara 24–26 °C (75–79 °F).
Wader bintik-dua memijah di perairan terbuka pada saat menjelang gelap. Setiap kali bertelur, ikan ini menyebarkan antara 200–500 butir telur di antara tumbuh-tumbuhan air. Telur-telur ini akan menetas sekitar 48 jam kemudian, dan selama beberapa hari berikutnya burayak (anak ikan) akan berlindung di sela-sela daun tanaman air. Ikan wader dewasa tidak akan segan-segan untuk memangsa telur ataupun burayak dari jenisnya sendiri.

Manfaat

Wader bintik-dua merupakan ikan konsumsi yang disukai, namun hanya bernilai secara lokal. Di Jawa Barat, beunteur sering dipancing untuk rekreasi. Akan tetapi di luar negeri ikan ini mempunyai nilai komersial yang cukup penting sebagai ikan hias bagi akuarium.

Tetra Noda Darah

Tetra Noda Darah

Tetra noda  darah laki-laki
Tetra noda darah laki-laki
Klasifikasi ilmiah
Kekaisaran : Animalia (Hewan)
Suku : Chordata (chordate)
Kelas : Ikan bertulan (ray)
Orde : Characiformes (Characiformes)
Keluarga : Characidae (characins)
Gender : Hyphessobrycon
Jenis
Hyphessobrycon erythrostigma
Tetra noda  darah wanita
Tetra noda darah perempuan
Tetra Gambar noda darah
Fitur
Ukuran 6 cm
Suhu air 23-28 º C
pH 6-6,5
DH 5-8 º
Minimum ukuran akuarium 80 cm
Noda darah Tetra (Hyphessobrycon erythrostigma) adalah tropis ikan yang juga akuarium diadakan. Ini milik keluarga Characidae (characins). Mereka berasal dari Amerika Latin (Colombia).
Ini adalah ikan damai yang juga dapat disimpan di pasang. Bersama dengan ikan damai lainnya. Akuarium minimal harus 80 cm padat ditanam di tengah dengan ruang yang cukup berenang bebas. Sebuah tanah yang gelap dan air disaring gambut melakukan emerge warna ekstra.
Ini merupakan omnivora dengan preferensi untuk larva nyamuk dan makanan kering.
Budaya ini di dalam tangki jarang berhasil dan mungkin disebabkan oleh kebetulan.

Sidat


Sidat, Anguilla rostrata
Sidat, Anguilla rostrata
Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Anguilliformes
Subordo :
Anguilloidei
Nemichthyoidei
Congroidei
Synaphobranchoidei
Sidat (ordo Anguilliformes) kelompok ikan berbentuk tubuh mirip ular. Ordo Anguilliformes terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera, dan 400 spesies. Kebanyakan hidup di laut namun ada pula yang hidup di air tawar.

Klasifikasi

Subordo Anguilloidei
  • Anguillidae (sidat air tawar)
  • Chlopsidae
  • Heterenchelyidae
  • Moringuidae
  • Muraenidae
  • Myrocongridae
Subordo Nemichthyoidei
  • Nemichthyidae
  • Serrivomeridae
Subordo Congroidei
  • Colocongridae
  • Congridae
    • Termasuk Macrocephenchelyidae
  • Muraenesocidae
  • Nettastomatidae
  • Derichthyidae
    • Termasuk Nessorhamphidae
  • Ophichthidae
Subordo Synaphobranchoidei
  • Synaphobranchidae
    • termasuk Simenchelyidae, Nettodaridae, dan Dysommidae

Sepat Siam

Sepat Siam


Ikan sepat siam, Trichogaster pectoralis dari Jatigono, Kunir, Lumajang
Ikan sepat siam, Trichogaster pectoralis dari Jatigono, Kunir, Lumajang
Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Osphronemidae
Genus: Trichogaster
Spesies: T. pectoralis’

Sepat siam (Trichogaster pectoralis) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku gurami (Osphronemidae). Di Jawa Timur ia juga dikenal dengan nama sliper. Dalam bahasa Inggris disebut Siamese gourami (Siam adalah nama lama Thailand) atau snake-skin gouramy, merujuk pada pola warna belang-belang di sisi tubuhnya.
Ikan rawa yang bertubuh sedang, panjang total mencapai 25cm; namun umumnya kurang dari 20 cm. Lebar pipih, dengan mulut agak meruncing.
Sirip-sirip punggung (dorsal), ekor, sirip dada dan sirip dubur berwarna gelap. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek. Rumus sirip punggungnya: VII (jari-jari keras atau duri) dan 10–11 (jari-jari lunak); dan sirip anal IX-XI, 36–38.
Ikan yang liar biasanya berwarna perak kusam kehitaman sampai agak kehijauan pada hampir seluruh tubuhnya. Terkadang sisi tubuh bagian belakang nampak agak terang berbelang-belang miring. Sejalur bintik besar kehitaman, yang hanya terlihat pada individu berwarna terang, terdapat di sisi tubuh mulai dari belakang mata hingga ke pangkal ekor.
Kebiasaan dan Penyebaran
Seperti umumnya sepat, ikan ini menyukai rawa-rawa, danau, sungai dan parit-parit yang berair tenang; terutama yang banyak ditumbuhi tumbuhan air. Juga kerap terbawa oleh banjir dan masuk ke kolam-kolam serta saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah.
Sebagian besar makanan sepat siam adalah tumbuh-tumbuhan air dan lumut. Namun ikan ini juga mau memangsa hewan-hewan kecil di air, termasuk ikan-ikan kecil yang dapat termuat di mulutnya. Ikan ini sering ditemui di tempat-tempat yang kelindungan oleh vegetasi atau sampah-sampah yang menyangkut di tepi air.
Ikan sepat siam menyimpan telur-telurnya dalam sebuah sarang busa yang dijagai oleh si jantan. Setelah menetas, anak-anak sepat diasuh oleh bapaknya itu hingga dapat mencari makanan sendiri.
Sebagaimana kerabat dekatnya yakni tambakan, gurami, betok dan cupang, sepat siam tergolong ke dalam anak bangsa Anabantoidei. Kelompok ini dicirikan oleh adanya organ labirin (labyrinth) di ruang insangnya, yang amat berguna untuk membantu menghirup oksigen langsung dari udara. Adanya labirin ini memungkinkan ikan-ikan tersebut hidup di tempat-tempat yang miskin oksigen seperti rawa-rawa, sawah dan lain-lain. Akan tetapi, tak seperti ikan-ikan yang mempunyai kemampuan serupa (lihat misalnya ikan gabus, betok, atau lele), ikan sepat tak mampu bertahan lama di luar air. Ikan ini justru dikenal amat mudah mabuk dan lekas mati jika ditangkap.
Penyebaran asli ikan ini adalah di wilayah Asia Tenggara, terutama di lembah Sungai Mekong di Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam; juga dari lembah Sungai Chao Phraya. Ikan ini diintroduksi ke Filipina, Malaysia, Indonesia, Singapura, Papua Nugini, Sri Lanka, dan Kaledonia Baru. Sepat siam dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1934, untuk dikembangkan pembudidayaannya di kolam-kolam dan sawah. Tahun 1937, sepat ini dimasukkan ke Danau Tempe di Sulawesi dan sedemikian berhasil, sehingga dua tahun kemudian ikan ini mendominasi 70% hasil ikan Danau Tempe. Saat ini sepat siam telah meliar dan berbiak di berbagai tempat di alam bebas, termasuk di Jawa.
Nilai ekonomi
Sepat siam merupakan ikan konsumsi yang penting, terutama sebagai sumber protein di daerah pedesaan. Selain dijual dalam keadaan segar di pasar, sepat siam kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin dan diperdagangkan antar pulau di Indonesia.
Tidak seperti jenis sepat yang lain, sepat siam kurang populer sebagai ikan akuarium. Namun terdapat beberapa varian yang berwarna cerah (putih, kuning atau merah) yang diperdagangkan sebagai ikan hias. Di Thailand, sepat siam merupakan salah satu dari lima ikan air tawar terpenting yang dibudidayakan untuk konsumsi maupun untuk akuarium.
Jenis yang serupa :
Ikan sepat rawa.
Ikan gurami yang muda.

Sepat Mutiara

Sepat Mutiara

Sepat Mutiara
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Osphronemidae
Genus: Trichogaster
Spesies: T. leeri’
Nama binomial
Trichogaster leeri
(Bleeker, 1852)
Sepat mutiara (Trichogaster leeri) adalah sejenis ikan hias air tawar anggota suku gurami (Osphronemidae). Dalam bahasa Inggris disebut Pearl gourami, Mosaic gourami atau Lace gourami merujuk pada pola warna berbintik-bintik indah dengan garis hitam di sisi tubuhnya.

Pemerian

Ikan yang bertubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang keseluruhan beserta ekor hingga 120mm. Berwarna abu-abu atau kebiruan dengan pola butir-butir berwarna kehijauan atau keperakan serupa mutiara banyak sekali. Sebuah pita berwarna gelap berjalan pada tengah sisi tubuh, mulai dari ujung moncong melewati mata dan berakhir dengan sebuah bintik pada pangkal ekor. Hewan jantan lebih berwarna-warni, dengan tenggorokan dan sirip dubur bagian depan berwarna kemerahan.
Rumus sirip dorsal, V-VII (jari-jari keras atau duri) dan 8–10 (jari-jari lunak); dan sirip anal XII-XIV, 25–30. Gurat sisi 30–37 buah. Panjang standar (tanpa ekor) kira-kira 2,4 kali tinggi badan. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek.

Agihan dan habitat

Sepat mutiara menyebar mulai dari Thailand, Malaysia, Sumatra, hingga Kalimantan. Ikan ini merupakan penghuni rawa-rawa dataran rendah yang berair sedikit asam. Ikan ini biasanya senang berada dekat permukaan hingga setengah kedalaman air.

Pemeliharaan di akuarium

Ukuran dan kondisi

Untuk memelihara sepasang sepat mutiara sebaiknya digunakan kolam atau akuarium berukuran sekurang-kurangnya 60 liter; lebih besar ukurannya akan lebih baik, karena ikan ini akan menunjukkan gejala stres apabila merasa terbatasi ruangannya. Suhu air sebaiknya berkisar antara 22–28 °C (72–82°F). Permukaan airnya hendaknya berhubungan langsung dengan udara terbuka, agar organ labirin ikan ini dapat berfungsi dengan baik. Kelengkapan akuarium yang diperlukan di antaranya adalah substrat dan ornamen yang sesuai, tetumbuhan air, filter air, pencahayaan, serta perawatan.
Sepat mutiara adalah ikan yang cinta damai. Ikan ini dapat hidup bercampur dengan jenis-jenis ikan lainnya, namun sebaiknya jangan digabungkan dengan ikan-ikan yang bersifat agresif atau terlalu aktif. Juga perlu dijaga agar akuarium tidak terlalu penuh agar sepat mutiara tidak gelisah. Tandanya, sepat jantan dapat tiba-tiba saja menyerang atau menggertak ikan lain yang terasa mengganggunya.

Pakan

Sepat mutiara adalah hewan omnivora, pemakan segala. Di akuarium, ikan ini dapat diberi pakan kering seperti pelet atau cacing tubifex kering. Sesekali, juga dapat diberikan pakan hidup seperti udang renik.

Pemijahan

Untuk tempat memijah, akuarium perlu dilengkapi dengan tanaman air yang mengapung. Di sini ikan jantan akan membuat sarang busa atau sarang gelembung dari air ludahnya, sebagai tempat memijah dan menyimpan telur hingga menetas nanti. Percumbuan dan pemijahan akan berlangsung di sarang ini, dan sesudah telur dikeluarkan dan dibuahi, sepat betina akan diusir keluar oleh si jantan. Sebagaimana jenis-jenis sepat lainnya, jantan sepat mutiara akan menjagai telur-telur ini hingga menetas.
Sekali memijah biasanya betina akan mengeluarkan 150–200 butir telur. Telur ikan akan menetas setelah 24 jam kemudian. Beberapa hari berikutnya burayak (anak-anak ikan) mulai aktif berenang. Pada saat itu hendaknya ikan jantan dipisahkan dari anak-anaknya, agar burayak-burayak itu tidak dimakannya. Anak-anak ikan mula-mula dapat diberi pakan udang renik, dan minggu-minggu berikutnya dapat diberi pakan kering yang dihaluskan.

Poecilia Wingei

Poecilia Wingei

Poeciliawingei2.jpg
Klasifikasi ilmiah
Kekaisaran : Animalia (Hewan)
Suku : Chordata (chordate)
Kelas : Ikan bertulang (ray)
Orde : Cyprinodontiformes (carps gigi)
Keluarga : Poeciliidae (tentang ikan)
Gender : Poecilia
Jenis
Poecilia (Acanthophacelus) wingei
Fitur
Ukuran 2-5 cm
Suhu air 23-28 º C
pH 6,5-8
DH 12 º
Minimum ukuran akuarium 50 cm
Poecilia wingei (juga Endler, Endler vivipar, Guppy Guppy Endler atau Campoma, Cumana Guppy) adalah sinar-bersirip ikan dari keluarga tentang ikan. Ini merupakan spesies populer di akuarium.

Distribusi

Habitat asli dari Poecilia wingei’s timur laut Venezuela.

Fitur

Pada laki-laki menampilkan warna-warna cerah. Pola dapat bervariasi. Dibandingkan dengan normal ‘Guppy (Poecilia reticulata) adalah warna dari P. wingei meer sprankelend, en de grenzen tussen de verschillende kleuren scherper afgebakend. wingei lebih gemerlap, dan batas-batas tajam antara warna yang berbeda didefinisikan. Pria mencapai total panjang 2 sampai 3 cm.
Wingei betina hampir seragam dalam warna, dalam nuansa cokelat, abu-abu perak dan emas. Mereka plomper dibangun dari laki-laki dan mencapai total panjang 4 sampai 5 cm.

Budidaya

Poecilia wingei milik disebut ikan vivipar telur-jadi, lihat ovovivipariteit. Dengan perawatan yang tepat untuk wanita sekitar sebulan sekali anak laki-laki. Jumlah muda bervariasi antara sekitar 5 dan sekitar 30. Orang tua tidak menunjukkan perawatan anak-anak dan makan daging manusia. Dengan adanya tempat penampungan yang memadai, paling muda bertahan hidup.

Perilaku dan Perawatan

Poecilia wingei adalah agresif dan non-ikan yang hidup. Namun, orang-orang panik berusaha untuk perempuan di pasang. Terutama di saat-saat wanita subur dapat cukup “dilecehkan” oleh laki-laki.
Wingei mungkin dalam sebuah akuarium khusus yang disimpan dalam sebuah tangki masyarakat. Mereka silang dengan mudah dengan Guppies, jadi untuk menjaga P.wingei murni mereka tidak akan datang ke dalam kontak dengan Guppen.
P. Kondisi air ideal untuk spesies ini 24-27 derajat Celcius, sekitar pH 7,5 dan kekerasan moderat. Asrama wingei adalah mudah, semua jenis makanan yang umum diterima. P. Namun, makanan cukup kecil untuk. Wingei adalah omnivora biaya pabrik tidak boleh di menu hilang.

Penemuan dan Riset


Pria variasi hitam bar
Pada 1975 pergi Prof Dr. Dr John A. Endler untuk Venezuela sana untuk menyelidiki distribusi Guppen di Amerika Selatan , tujuan lain adalah untuk melihat apakah faktor genetik dari kecek berbeda dari situs lain. Dalam kolam pendingin air memang lebih sulit Endler Guppen tetapi dalam kolam hangat yang penuh dengan hijau uniseluler ganggang , ia menemukan lagi ikan yang lebih kecil dan menunjukkan variasi warna besar. Dia tahu pada saat itu yang seperti ini sebelumnya telah ‘menemukan’ itu.
Dia mengambil beberapa sampel kembali ke Amerika Serikat dan memberi mereka untuk Dr. Donn Eric Rosen pada waktu itu kurator di Museum Sejarah Alam Amerika , dan juga ahli ikan itu. Namun, hal ini meninggal sebelum ia bisa mengidentifikasi spesies. Sebelum kematiannya ia memiliki beberapa spesimen spesies ke teman dia dan diberi Endler, Dr. Klaus Kallman. Kallman pada waktu bahwa New York Aquarium , dan juga seorang ahli genetika terkenal.
Inilah orang yang menunjukkan bahwa itu adalah sebuah spesies terisolasi di Poecilia genus. DNA dari spesies yang berbeda begitu banyak Poecilia reticulata (Guppy) yang datang untuk mengatur bahwa kita berhadapan dengan yang baru “” semacam harus melakukan bahwa tidak ada subspesies ikan lain dan tidak ada variasi lokal dari spesies umum dinyatakan. Kallman memberi nama baru spesies: Endler dari Endler Poecilia vivipar. Ini juga tanpa temannya Prof.John Endler untuk memberitahu! Profesor Endler mendengar nama itu untuk pertama kalinya pada tahun 1980 saat ia berada di penonton itu pada pertemuan besar di Jerman.
Selama beberapa dekade, ada perdebatan tentang hubungan antara Levenbarenden dan Guppies Endler’s. Beberapa orang berpendapat bahwa Endler spesies lain seharusnya dan tidak Guppy, yang lain ada di sana pada jenis wildgup hanya satu satu Endler itu. Lama menjadi spesies sebagai subspesies dari Guppy Poecilia reticulata () dilihat (P. r. cumanensis). Hari ini (2005), ikan, meskipun dianggap sebagai suatu spesies terpisah, tapi nama ilmiah Poecilia Endler tidak lagi diakui. Pada tahun 2005, Fred diterbitkan Poeser Michael Kempkes dan Ishak Isbrücker artikel ilmiah pada ikan ini. Mereka menyimpulkan bahwa tipe yang berbeda dari yang normal ‘Guppy (Poecilia reticulata). Mereka memberi spesies baru nama ilmiah Poecilia wingei dengan nama Guppy Campona biasa.

Endler Sistem Klasifikasi (ECS)

Livebearers The Endler’s Association of America telah bekerja sama dengan Endler R Us metodologi dirancang asal ambil Endler. Ada Endler tiga kelas:
  • N kelas: Setiap Endler dan keturunannya yang dapat menunjukkan bahwa ia (atau dia) langsung ditelusuri kembali ke liar tertangkap Endler dari habitatnya di Venezuela, yang dianggap sebagai kelas Endler N.
  • P Kelas: Setiap ikan yang memenuhi semua karakteristik rapat Endler (tapi yang asal dan / atau identitas varietas tidak dapat dibuktikan), dianggap sebagai kelas Endler P.
  • K-Kelas: The progeni salib dengan Endler vivipar lain, dianggap sebagai kelas Endler K (hibrid).
ECS juga telah memberikan dasar umum untuk Endler untuk pameran dan kompetisi untuk mengklasifikasikan, ini adalah Registry of Strain EBU (EBU Stam Registrasi).

Gambar

Pasangan, kiri laki-laki.
Wanita.
Wanita.
Laki-laki.

sepat

Sepat

Sepat
Sepat rawa, Trichogaster trichopterus dari Prembun, Tambak, Banyumas
Sepat rawa, Trichogaster trichopterus
dari Prembun, Tambak, Banyumas
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Upaordo: Anabantoidei
Famili: Osphronemidae
Upafamili: Luciocephalinae
Genus: Trichogaster
Bloch & Schneider, 1801
Spesies
lihat pada tek
Sepat adalah nama segolongan ikan air tawar yang termasuk ke dalam marga Trichogaster, anggota suku gurami (Osphronemidae). Di Indonesia, ikan ini lebih dikenal sebagai ikan konsumsi, meskipun beberapa jenisnya diperdagangkan sebagai ikan hias.
Ikan yang bertubuh pipih jorong, dengan moncong runcing dan mulut kecil. Sisik kecil-kecil, bersusun miring, dalam aneka ukuran. Gurat sisi sempurna, bentuk tabung yang terkadang agak lengkung. Sirip punggung (dorsal) terletak jauh ke belakang, namun berakhir agak jauh di depan sirip ekor. Sirip perut (ventral) berubah bentuk; sepasang jari-jari lunak yang pertama berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk panjang sepanjang badan, ditambah dengan sepasang duri pendek dan beberapa pasang jumbai pendek yang tak seberapa terlihat. Sirip dubur (anal) memanjang mulai dari di bawah dada hingga pangkal ekor. Sirip dada (pectoral) kurang lebih meruncing, sementara sirip ekor sedikit membagi.

Taksonomi

Sepat semula digolongkan ke dalam suku Belontiidae, bersama cupang dan kerabatnya. Akan tetapi sekarang suku ini telah digabungkan ke dalam suku Osphronemidae, yang juga mencakup gurami dan sepat kerdil (Colisa).
Marga Trichogaster berkerabat dekat dengan marga Colisa; anggota kedua marga ini sama-sama memiliki sirip perut berupa cambuk. Namun marga Trichogaster memiliki sirip punggung yang relatif lebih pendek, dan individu dewasanya berukuran jauh lebih besar daripada Colisa.
Sebagaimana kerabat-kerabat dekatnya, yakni tambakan, betok, gurami, dan cupang, sepat tergolong ke dalam anak bangsa Anabantoidei. Kelompok ini dicirikan oleh adanya organ labirin (labyrinth) di ruang insangnya, yang amat berguna untuk membantu menghirup oksigen langsung dari udara. Adanya labirin ini memungkinkan ikan-ikan tersebut hidup di tempat-tempat yang miskin oksigen seperti rawa-rawa, sawah dan lain-lain.

Jenis-jenisnya

Baik FishBase maupun Integrated Taxonomic Information System (ITIS) mendaftar empat spesies berikut ke dalam genus Trichogaster:
  • Trichogaster leerii (Bleeker, 1852); sepat mutiara
  • Trichogaster microlepis (Günther, 1861);
  • Trichogaster pectoralis (Regan, 1910); sepat siam
  • Trichogaster trichopterus (Pallas, 1770); sepat rawa
Satu jenis lagi dalam daftar FishBase, Trichogaster chuna (Hamilton, 1822), dimasukkan ITIS ke dalam marga Colisa sebagai Colisa chuna.

Kegunaan

Ikan sepat memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama sebagai sumber protein di daerah pedesaan. Selain dijual dalam keadaan segar di pasar, ikan sepat kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin, bekasam dan lain-lain, sehingga dapat dikirimkan ke tempat-tempat lain.
Beberapa daerah yang banyak menghasilkan ikan sepat olahan di antaranya adalah Jambi, terutama dari Kumpeh dan Kumpeh Ulu; Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Karena kegunaannya itu, sepat, terutama dari jenis T. pectoralis dan T. trichopterus, banyak diintroduksi ke mana-mana sebagai ikan konsumsi. Dan sebagai akibat kemampuan adaptasinya yang tinggi, ikan-ikan itu segera meliar dan berbiak di perairan bebas. Introduksi T. pectoralis ke Danau Tempe di Sulawesi tahun 1937 sedemikian berhasilnya, sehingga dua tahun kemudian ikan ini telah mendominasi 70% hasil ikan Danau Tempe.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites Favorites Favorites Favorites Favorites Favorites Favorites